Minggu, 28 November 2010

Foto Terbaru Anak Krakatau Bidikan NASA


Anak Krakatau satu dari 100 gunung berapi yang terus dipantau NASA melalui Satelit EO-1.
MINGGU, 28 NOVEMBER 2010, 09:22 WIB
Elin Yunita Kristanti
VIVAnews -- Pasca Merapi meletus dan sebelum Gunung Bromo dinyatakan 'awas', beberapa gunung berstatus 'waspada'  dipantau secara serius termasuk Anak Krakatau. 

Tak hanya dipantau ahli gunung Indonesia, Anak Krakatau adalah  satu dari 100 gunung berapi yang terus dipantau NASA melalui satelit Earth Observing-1 atau EO-1. 

Ada dua alasan yang membuat NASA terus mengamati Anak Krakatau. Selain karena terus-menerus bererupsi, ini juga dilatarbelakangi faktor historis. 

Induknya, Gunung Krakatau meletus pada 27 Agustus 1883 sekitar pukul 10.20 dengan kekuatan 13.000 kali bom atom yang meluluhlantakkan Hiroshima dan Nagasaki. Salah satu letusan gunung api paling kolosal sepanjang sejarah.

Saat itu, suara letusan Krakatau terdengar sampai Madagaskar dan Australia. Dua pertiga bagian gunung tenggelam ke dasar laut, dan menciptakan gelombang tsunami yang menewaskan puluhan ribuan orang.

Seperti dimuat situs NASA, foto terbaru Anak Krakatau diambil pada 17 November 2010 melalui instrumen Advanced Land Imager (ALI). Gambar tersebut merekam aktivitas Anak Krakatau mulai melambat.
Foto tersebut dimuat di situs Badan Antariksa AS itu pada 23 November 2010.
NASA: Anak Krakatau November 2010
NASA juga pernah merekam foto Anak Krakatau pada tahun 2005 dan tahun 2004.
NASA: Anak Krakatau Juni 2005

NASA: Anak Krakatau November 2004
Sebelumnya, awal November 2010 lalu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan larangan pada warga, nelayan dan wisatawan mendekat pada radius 2 kilometer.

Sebab, Krakatau mengeluarkan gas berbahaya dan mengandung racun. Tak hanya itu, suhu air laut di sekitar Anak Krakatau juga mengalami peningkatan. Hal itu dikarenakan banyaknya material panas dari Anak Krakatau yang jatuh ke laut.
• VIVAnews

Selasa, 23 November 2010

Wow! Ada Daging Kurban Unik Berlafal ’Allah’



Karena penampilannya yang unik, daging yang telah direbus itu batal dimasak jadi empal.
SELASA, 23 NOVEMBER 2010, 15:24 WIB
i
Daging kambing kurban berlafal huruf arab (SP/Bambang Sujarwanto)
SURABAYA POST -- Rumah Juwari (45) di Kelurahan Kauman III/51 RT 03, Prajuritkulon, Kota Mojokerto, terus didatangi warga. Gara-garanya, daging kurban yang ia terima secara ajaib bertuliskan lafal huruf Arab ’’Allah  Muhammad’’. Huruf Arab itu akan terlihat jika daging dilihat jika diterangi sinar.

Keberadaan daging unik ini diketahui setelah istrinya, Wahyu Sri Siswati (40) mengambil daging yang telah direbus itu dari dalam kulkas. Perempuan itu sontak terkejut.

’’Karena istri saya takut, dua potong daging hendak dijadikan empal untuk lauk urung dimasak dan dimasukkan ke lemari pendingin,” kata Juwari ditemui di rumahnya tadi malam.

Atas saran kerabat, daging ini akhirnya disimpan di lemari es. ’’Biar nanti jika ada yang ingin melihatnya bisa menyaksikan keanehan itu sendiri,” kata pegawai Pengairan Pemkab Mojokerto ini.

Menurut Juwari, dua potong daging kambing itu adalah pembagian daging kurban pada Hari raya Idul Adha, Kamis (18/11) lalu, dari panitia di Masjid Agung Al Fatah Kota Mojokerto. Beratnya setengah kilogram.

Sementara, Wahyu Sri Siswati mengatakan, daging kurban yang diterimanya dari panitia pembagian kurban Masjid Al Fatah itu terdiri atas dua daging yang berdempetan.

Saat masih mentah, daging dengan urat bertuliskan lafal ’’Allah Muhammad’, warna merahnya lebih tegas dibanding potongan daging yang lainnya. Penampakan daging itu juga tak biasa saat direbus, warnanya agak hitam.

Juwari berharap, dengan adanya kejadian ini, dia dan keluarganya akan terus meningkatkan ibadah. ’

"Mudah-mudahan ini pertanda baik buat saya dan keluarga saya. Untuk itu saya harus lebih giat lagi dalam beribadah,’’ tandas bapak tiga anak itu.

Namun, saat ini Juwari kebingungan. Niat hati, ia ingin mengawetkan daging unik itu. Tapi ia tak tahu caranya. Akhirnya ia masukkan saja ke lemari es.

Bromo Semburkan Asap Pekat Campur Abu Gunung



Sejak tengah malam tadi, aktivitas Gunung Bromo mengkhawatirkan.
SELASA, 23 NOVEMBER 2010, 16:52 WIB
Elin Yunita Kristanti

Bromo Siaga (SP/Ikhsan Mahmudi)
SURABAYA POST – Status Gunung Bromo di Probolinggo semakin mengkhawatirkan. Gunung api yang sejak akhir Oktober lalu berstatus waspada, sejak Senin (22/11) tengah malam sekitar pukul 23.00 meningkat menjadi Siaga.


“Benar, sejak tadi malam sekitar pukul sebelas malam, status Bromo meningkat menjadi siaga,” ujar Mulyono, petugas Pos Pengamatan Gunung Bromo, Selasa, 23 November 2010 siang tadi.


Peningkatan aktivitas Gunung Bromo ditandai dengan meningkatnya gempa tremor. “Gempa tremor atau besaran amplitudonya saat masih berstatus waspada berkisar 1-1,5 milimeter, sejak tadi malam meningkat menjadi 20-30 milimeter,” ujarnya.


Selain itu melalui pengamatan visual dari pos yang bersebelahan dengan Hotel Lava View itu, juga terlihat semburan asap lebih pekat. “Semburan asap Bromo yang berwarna kecoklatan semakin pekat karena bercampur dengan partikel abu gunung,” ujar Mulyono.


Ditanya apakah sudah ada rekomendasi agar warga mengungsi, Mulyono mengatakan, belum tahu. “Yang jelas, laporan peningkatan status Gunung Bromo ini selalu kami laporkan ke kantor pusat di Bandung,” ujarnya.


Terkait peningkatan aktivitas gunung, pihak Pos Pengamatan Gunung Bromo sementara ini hanya bisa mengimbau, wisatawan menjauh dari kaki atau kawah Bromo. “Kalau sebelumnya radius aman berjarak sekitar 1 kilometer, sekarang ini kami imbau wisatawan menjauh hingga 3 kilometer,” ujar Mulyono.


Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kab. Probolinggo, Tutug Edi Utomo dihubungi terpisah membenarkan, peningkatan status Gunung Bromo. “Kami memperoleh informasi status Gunung Bromo meningkat, makanya kami sekarang meninjau langsung objek wisata Bromo,” ujarnya, Selasa siang.


Soal jarak aman bagi wisatawan terkait status Bromo, Tutug menyarankan, wisatawan tidak usah turun ke Laut Pasir Bromo.
“Setelah saya cek ke lapangan, radius aman 3 kilometer itu sampai di bibir Laut Pasir di Dusun Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura,” ujar Tutug.


Karena itu wisatawan disarankan menikmati panorama Bromo cukup dari Cemorolawang. Sementara wisatawan dari arah Pasuruan, bisa menyaksikan panorama Bromo dari ketinggian Gunung Pananjakan di Tosari.


“Sebenarnya masih ada kawasan aman untuk wisatawan yakni dari bukit di Dusun Seruni, Desa Ngadisari atau yang popular dengan sebutan Pananjakan II,” ujar mantan Kabag Kominfo itu.


Tutug mengakui, di hari-hari biasa wisatawan ke Gunung Bromo melalui Probolinggo memang sedikit, mencapai puluhan orang.
“Biasanya di hari libur atau akhir pekan, jumlah wisatawan bakal meningkat menjadi ratusan hingga ribuan orang,” ujarnya.


Terkait peningkatan status Bromo menjadi siaga, Disbudpar akan memasang rambu-rambu bagi wisatawan. “Selain memasang rambu-rambu, kami juga menyebarkan informasi soal status Bromo melalui paguyuban jip wisata, pemilik kuda tunggangan, hingga PHRI (Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia),” ujarnya.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger